Kamis, 07 Januari 2016

  • Mensyukuri Nikmat Allah

    Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
    مَّا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَآمَنتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
    Artinya : “Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(QS. An-Nisa [4] ayat 147)

    Ayat ini adalah salah satu ayat Al-Quran yang menunjukkan keutamaan bersyukur. Bahwa apabila manusia itu bersyukur dan beriman maka Allah tidak akan menyiksa mereka.

    Oleh karena itu, apabila Allah menyiksa manusia adalah disebabkan mereka tidak bersyukur dan tidak beriman kepada Allah.

    Bersyukur sering didampingkan oleh Allah dengan nikmat seperti dalam firman Allah.
     وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
    Dan syukurilah nikmat Allah jika kalian hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. An-Nahl [16] ayat 114)

    Nikmat secara bahasa berarti (kondisi atau segala sesuatu yang baik). Nikmat yang dikaruniakan kepada manusia itu sangat banyak, tidak mungkin manusia menghitungnya, sebagaimana firman-Nya,
    وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
    Dan dia memberikan kepada kalian segala apa yang kalian minta kepada-Nya. Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak mampu menghitungnya.” (QS.Ibrahim [14] ayat 34)

    Menurut Imam al-Ghazali. Secara garis besar nikmat itu dibagi menjadi dua, yaitu nikmat yang menjadi tujuan dan nikmat yang menjadi alat untuk mencapau tujuan. Nikmat yang menjadi tujuan utama yang ingin dicapai umat manusia yaitu kebahagiaan di akhirat. Adapun ciri-ciri nikmat ini adalah:

    Kekal. Diliputi oleh kebahagiaan dan kesenangan. Memungkinkan untuk dicapai. Dapat memenuhi segala keiinginan dan keperluan manusia.

    Sedang nikmat yang kedua (yang menjadi alat untuk mencapai tujuan utama) meliputi:

    • Kebersihan jiwa dalam bentuk iman dan akhlak mulia
    • Kelebihan tubuh seperti kesehatan dan kekuatan
    • Hal yang membawa kesenangan jasmani seperti harta, kekuasaan dan keluarga.
    • Hal-hal yang membawa sifat-sifat keutamaan seperti hidayah, pertolongan dan lindungan Allah.


    Terhadap nikmat Allah yang sangat banyak bentuknya bermcam-macam tersebut, Allah memerintahkan umat manusia untuk bersyukur.

    Secara bahasa syukur berarti: (menggambarkan dan memanfaatkan nikmat). Sedang hakekat syukur adalah menggunakan nikmat yang diperolehnya untuk sesuatu yang diridhoi dan disenangi Allah bukan untuk sesuatu yang disenangi oleh dirinya dan manusia. Lawan dari syukur adalah kufur, yaitu mengingkari nikmat Allah.

    Jadi apabila sesorang mempergunakan nikmat Allah yang diperolehnya untuk sesuatu yang tidak diridhoi Allah berarti mengingkari nikmat tersebut. Termasuk mengingkari nikmat ialah membiarkan nikmat itu mengganggu dan tidak difungsikan sama sekali untuk kemanfaatan umat manusia, serta tidak mengembangkannya.

    Keutamaan Bersyukur

    Orang yang bersyukur, disamping tidak akan disiksa oleh Allah seperti ayat di atas dia juga akan memperoleh beberapa keutamaan antara lain.

    Pertama, Orang yang bersyukur akan diridhoi Allah. (Jika kamu bersyukur, Dia meridhoi kesykurannya itu- QS. Az-Zumar [39]: 7)

    Kedua, Orang yang bersyukur akan ditambah nikmat nya. (Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti aku akan menambahkan nikmat kepadamu Q.S. Ibrahim [12]: 7)

    Ketiga, Syukur sebagai akhlak rububiyah (Q.S. Fathir [35]: 30) “(Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukur)”

    Keempat, Syukur disertakan dzikir kepada Allah

    (Ingatlah kalian kepadaku, pasti akan aku ingat kepada kalian dan bersyukurlah kalian kepada Ku dan jangan kalian ingkar kepadaku- QS. Al-Baqarah : [2] 152)

    Kelima, Syukur sebagai pembuka dan penutup pembicaraan penghuni syurga. “(Dan mereka mengucapkan, segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami. QS. Az-Zumar [39] 74). (Dan penutup doa mereka adalah segala puji bagi Allah, Tuhan .. QS Yunus [10] 10)

    Hadis-hadis yang menunjukkan syukur banyak sekali antara lain:

    Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Orang makan yang bersyukur mendapat kedudukan sebagai orang puasa yang sabar- H.R. Tirmidzi

    Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Susungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya. H.R. Tirmidzi

    Adapun cara bersyukur kepada Allah ada tiga:

    Pertama, Bersyukur dengan hati yaitu mengakui bahwa nikmat itu berasal dari Allah dan tidak ada seorangpun selain Allah yang dapat memberikan nikmat.

    Kedua, Bersyukur dengan lisan dengan mengucapkan Alhamdulillah

    Ketiga, Bersyukur dengan amal perbuatan yaitu menggunakan nikmat sesuai dengan ajaran agama untuk melakukan hal-hal positif yang diridhoi Allah, jika nikmat itu berupa harta, maka dinafkahkannya di jalan Allah, jika nikmat itu berupa ilmu dimanfaatkannya untuk keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan manusia serta mengajarkannya kepada orang lain.

    Sedang mensyukuri anggota tubuh menurut imam al-Ghazali ada tujuh anggota tubuh penting harus kita perhatikan cara mensyukurinya:

    Pertama, Mata, menyukuri dengan tidak melihat maksiat

    Kedua, Telinga, digunakan hanya untuk mendengarkan hal-hal yang baik

    Ketiga, Lidah, dengan banyak berdzikir dan mengucapkan hal-hal yang baik

    Keempat, Tangan digunakan melakukan kebaikan untuk diri sendiri dan orang lain

    Kelima, Perut hanya diisi dengan makanan yang halal dan tidak berlebih-lebihan serta sekedar untuk menguatkan ibadah

    Keenam, Kemaluan, dipergunakan hanya bagi suami istri dengan niat memelihara diri dari yang haram.

    Ketujuh, Kaki, digunakan untuk berjalan ketempat yang baik, mencari rizki halal dan menolong manusia.

    Wallahu A’lam.

    Nasihat Imamul Muslimin, KH Yakhsallah Mansur

  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Copyright @ 2013 Buletin Jum'at Ar-Risalah.

    Designed by Templateism